MAKALAH
KONSEP MOTIVASI
BELAJAR DAN
KONSEP LUPA
KELOMPOK I
v Dian Radiatun
v Haeril
v Amrullah
v Jumahir
v Tisadini Ossiana
FACULTY OF TEACHER TRAINING AND
EDUCATION
MUHAMMADIYAH UNIVERCITY OF MATARAM
2014
Kata pengantar
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.dimana karena dengan
rahmat,karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Konsep
Motivasi Belajar dan Konsep Lupa ini. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Motivasi Belajar Dan Konsep Lupa .
Kemudian
tidak lupa pula kami khaturkan salam beserta Syalawat kepada Nabi junjungan
alam Nabiyullah Muhhamad saw,Nabi yg telah memberikan cahaya ke muka bumi dan
menularkan kecerdasan ke seluruh umat manusia di muka bumi. kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
mungkin jauh dari apa yang kita
harapkan.oleh karena itu kami berharap adanya kritik ,saran, dan usulandemi
perbaikan di masa yang akan datang
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini
dapat di pahami oleh siapapun yang membacanya.sekitranya laporan yang telah di
susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Dan
yang terakhir, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
jelas,ataupun kurang berkenen di hati
Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………….……….
BAB I
PENDAHULUAN
i.
LATAR BELAKANG…………………………………………..…………………....
ii.
RUMUSAN MASALH………………………………………………………………..
iii.
TUJUAN
PENULISAN………………………………………..………………………
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………..
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN………………………………………………………………………………
B.
KRITK
DAN SARAN……………………………………………………………………….
C.
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………..
KONSEP MOTIVASI BELAJAR
I.
Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
II.
Motivasi
Belajar
a.
Definisi
Motivasi
Menurut Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.
Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motif untuk melakukan
tindakan tertentu, di mana diyakini bahwa jika perbuatan itu telah dilakukan
maka tercapailah keadaan keseimbangan dan timbullah perasaan puas dalam diri
individu.
Secara umum, motivasi menurut Ngalim Purwanto mengandung tiga
komponen pokok yaitu :
1. Menggerakkan, berarti menimbulkan kekuatan pada
individu; memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
2. Mengarahkan
atau menyalurkan tingkah laku. Dengan
demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan.
3. Menopang tingkah
laku manusia, untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar
harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan
individu.
b. Definisi Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah suatu semangat yang berasal dari
dalam diri siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas yang diwujudkan dengan
suatu kegiatan belajar yaitu dengan mengikuti proses belajar dengan
sungguh-sungguh guna mencapai tujuan yang telah siswa harapkan sebelumnya.
c.
Jenis-jenis
Motivasi
Menurut Sudjana S, motivasi dapat dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu:
1. Motivasi
Instrinsik
Motivasi
instrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri setiap individu seperti
kebutuhan, bakat, kemauan, minat, dan harapan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang datang dari luar diri seseorang, timbul karena adanya
stimulus (rangsangan) dari luar dirinya atau lingkungannya.
Pendapat lain dari Biggs
dan Telfer menyebutkan macam-macam motivasi dibedakan menjadi 4 golongan yaitu:
1.
Motivasi Instrumental
Yaitu bahwa siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah
atau menghindari hukuman.
2.
Motivasi Sosial
Berarti
bahwa siswa belajar untuk penyelenggaraan tugas dalam hal ini keterlibatan
siswa pada tugas sangat menonjol.
3.
Motivasi Berprestasi
Motivasi
ini berarti bahwa siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang
telah ditetapkannya.
4.
Motivasi Intrinsik
Motivasi ini berarti siswa belajar karena keinginannya
sendiri.
Menurut
Sardiman, motivasi dapat dilihat dari dasar pembentukannya,
yaitu:
1.
Motif-motif bawaan (primer)
Yang
dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi
motivasi itu ada tanpa dipelajari. Motif-motif ini seringkali disebut
motif-motif yang disyaratkan secara biologis.
2.
Motif-motif yang dipelajari (sekunder)
Maksudnya
motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh dorongan untuk
belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam
masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang
diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan
sesama manusia yang lain, sehingga motivasi ini terbentuk.
d.
Sifat-sifat
Motivasi
Oemar Hamalik menyatakan bahwa menurut sifatnya
motivasi dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam
situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa sendiri.
Motivasi ini sering disebut motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya timbul
dari dalam diri peserta didik, misalnya keinginan untuk mendapatkan
keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap
untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan kepada
kelompok keinginan untuk diterima oleh orang lain.
2.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh
faktor dari luar situasi belajar seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan
hadiah, medali, pertentangan, dan persaingan.
Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata menurut sifatnya motivasi dibagi menjadi 3
macam, yaitu:
1.
Motivasi takut atau fear motivation, individu melakukan sesuatu perbuatan karena takut.
Seseorang melakukan kejahatan karena takut akan ancaman dari kawan-kawannya
yang kebetulan suka melakukan kejahatan.
2.
Motivasi insentif atau incentive motivation, individu melakukan sesuatu perbuatan
untuk mendapatkan sesuatu insentif. Bentuk insentif ini bermacam-macam, seperti
: mendapatkan honorarium, bonus, hadiah, penghargaan, dsb.
3.
Sikap atau attitude motivation atau
self motivation, motivasi ini lebih bersifat instrumen,
muncul dari dalam diri individu, berbeda dengan kedua motivasi sebelumnya yang
lebih bersifat ekstrinsik dan instruktif dari luar diri individu. Sikap
merupakan suatu motivasi karena menunjukkan ketertarikan atau ketidaktertarikan
seseorang terhadap sesuatu objek. Seorang yang mempunyai sikap positif terhadap
sesuatu akan menunjukkan motivasi yang besar terhadap hal itu.
e. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Nana Sudjana, ciri-ciri keberhasilan proses belajar
mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh para
siswa saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar, yang dapat dilihat dalam
hal:
1)
Minat dan perhatian siswa terhadap
pelajaran
2)
Semangat siswa untuk melakukan
tugas-tugas belajarnya
3)
Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas
belajarnya
4)
Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap
stimulus yang diberikan guru
5)
Rasa senang dan puas dalam mengerjakan
tugas yang diberikan
Menurut
Sardiman motivasi yang ada pada diri
sendiri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja
terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum puas).
2)
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas
putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3)
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik,
ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, pertentangan terhadap setiap tindakan
instrume, amoral, dan sebagainya).
4)
Lebih senang bekerja mandiri.
5)
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
(hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang
kreatif).
6)
Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau
sudah yakin akan sesuatu).
7)
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
itu.
8)
Senang mencari dan memecahkan masalah
soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri
tersebut, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri
motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Hal
itu harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya
dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.
f.
Fungsi
Motivasi
Menurut Sardiman ada tiga fungsi motivasi:
1) Mendorong manusia untuk berbuat sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni tujuan
yang hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan
yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus
tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya
untuk bermain kartu atau membaca komik sebab tidak serasi dengan tujuan.
Pendapat
lain dikemukakan oleh Nana Syaodih
Sukmadinata yang mengatakan bahwa motivasi memiliki dua fungsi yaitu:
1)
Mengarahkan atau directional function, motivasi berperan mendekatkan atau
menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai. Apabila sesuatu sasaran
atau tujuan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh individu maka motivasi
berperan mendekatkan (approach
motivation), dan bila
sasaran atau tujuan tidak diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan
menjauhi sasaran (avoidance
motivation).
2)
Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan
atau activating and energizing
function, suatu
perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan
dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar
tidak akan membawa hasil. Sebaliknya apabila motivasinya besar atau kuat, maka
akan dilakukan dengan sungguhsungguh, terarah, dan penuh semangat, sehingga
kemungkinan akan berhasil lebih besar.
KONSEP LUPA
1.
Pengertian
konsep dan lupa
Secara
ilmiah konsep adalah gambaran dari objek atau proses.
Lupa
merupakan hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa
yang telah kita pelajari sebelumnya. Secara sederhana (Gulo) dan (Reber)
mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan untuk mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah
dipelajari atau dialami.
a.
Faktor-faktor
penyebab lupa
Pertama, lupa tentu saja dapat terjadi
karena sebab perubahan urat syaraf otak. seseorang yang terserang penyakit
tertentu seperti keracunan, kecanduan alcohol, dan geger otak akan kehilangan
ingatan atau item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.
Kedua, lupa dapat terjadi pada seseorang karena sebab adanya tekanan terhadap item yang
telah ada baik sengaja maupun tidak sengaja. Penekanan ini terjadi karena
beberapa sebab, yaitu:
- Karena item informasi (berupa
pengetahuan, tanggapan, kesan, dan sebagainya) yang diterima seseorang kurang
menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga ke alam
ketidaksadaran.
- Karena item informasi yang baru
secara otomatis menekan item informasi yang telah ada.
- Karena item informasi yang akan
direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke alam bawah sadar dengan
sendirinya lantaran tidak pernah dipergunakan.
Ketiga, lupa dapat terjadi karena sebab
perubahan sikap dan minat seseorang terhadap proses dan situasi belajar
tertentu. Jadi, meskipun seorang seseorang telah mengikuti proses
belajar-mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karena sesuatu hal sikap dan
minat seseorang tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan
terhadp guru) maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.
Keempat, menurut law of disuse (Hilgard
& Bower 1975), lupa dapat terjadi karena sebab materi pelajaran yang telah
dikuasai tidak pernah digunaakan atau dihafalkan seseorang. Menurut asumsi
sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian akan masuk ke alam bawah sadar
atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.
Kelima, lupa dapat terjadi karena sebab
gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam system
memori seseorang.
3.
Cara Mengurangi Lupa Dalam Belajar
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa
adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal seseorang. Banyak ragam kiat
yang dapat dicoba seseorang dalam meningkatkan daya ingatannya, antara lain
menurut Barlow, Reber, dan Anderson adalah sebagai berikut:
1. Over learning
Over learning (belajar lebih) artinya upaya
belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Terjadi apabila respons atau reaksi
tertentu muncul setelah seseorang melakukan pembelajaran atas respon tersebut
dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk over
learning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin
memungkinkan ingatan seseorang terhadap teks Pancasila lebih kuat.
2. Extra study time
Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya
penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi aktivitas belajar.
Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti seseorang menambah jam
belajar, misalnya dari satu jam menjadi dua jam waktu belajar. Penambahan
frekuensi belajar berarti seseorang meningkatkan kekerapan belajar materi
tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari.Kiat ini
dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
3. Mnemonic device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga
hanya disebut mnemonic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat
pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam system akal seseorang.
Muslihat mnemonic ini banyak ragamnya, yang paling menonjol adalah sebagaimana
terurai di bawah ini:
a)
Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang
harus diingat seseorang. Pembuatan singkatan-singkatan ini seyogianya dilakukan
sedemikian rupa sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri.
b)
System kata pasak (peg word system), yakni sejenis teknik mnemonic yang menggunakan
komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait
memori baru.Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan yang memiliki kesamaan
watak (baik itu warna, rasa, dan seterusnya).Misalnya langit-bumi;
panas-api; merah-darah; dan seterusnya.
4)
Clustering
Clustering (pengelompokkan) ialah menata ulang
item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis
dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama
atau sangat mirip. Penataan ini direkayasa sedimikian rupa dalam bentuk
daftar-daftar item materi sehingga mudah untuk dihafalkan.