Senin, 04 Mei 2015

CONTOH MAKALAH TENTANG SYSTEMATIC SAMPLING




MAKALAH STATISTIC PENDIDIKAN
==SYSTEMATIC SAMPLING==

LOGO FKIP UMM.jpg
Kelompok I
o   Ade Septian Ramdani     (11312A0001)
o   Dian Radiatun R.            (11312A0009)
o   Hartobing Tanjung         (11312A0039)
o   Hikmah Mukjizat            (11312A0048)
o   Jumahir                            (11312A0014)
o   Julia Rahmasari              (11312A0013)



Universitas muhammadiyah mataram
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
2014/2015
Kata pengantar

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah yanh maha kuasa yang telah memeberikan kita rahmat, magfirah kepada kita semua,  yangkedua kalinya kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan alam nabi besar Muhammad yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang seperti saat ini.
 Terima kasih kepada   dosen kami miss.Vera yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Kami memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan penulisan atau terdapat kata-kata yang sulit dimengerti.  Dan kami juga memohon maaf jika terdapat kata-kata yang tidak berkenan di hati kita semua, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang mendukung untuk menambah wawasan kami.

Terima kasih.  





Kelompok I











Daftar isi

Cover……………………………….……………………………….…………………………
Kata pengantar……………………………….……………………………….………………
Daftar isi…………………………………………………………………………………….…
Bab I Pendahuluan
A.    Latar belakang. ……………………………….……………………………….………
B.     Rumsan masalah. ……………………………….……………………………….……
Bab II Pembahasan
A.    Definisi Systematic Sampling ……………………………….………………………
B.     Prosedur……………………………….……………………………….……………..
C.    keuntungan dan kelemahan systematic sampling……………………………….…..
Bab III Penutup
A.    kesimpilan……………………………….……………………………….……………
B.     saran……………………………….……………………………….…………………














Bab I
Pendahuluan
A.    Latar belakang

            Dalam suatu penelitian, seringkali tidak mungkin melakukan pengamatan pada semua elemen populasi. Karna itu, perlu dilakukan pengambilan sample yang akan digunakan untukmenaksir parameter populasi. Jika sample mewakili populasi, maka taksiran parameter yang didapat semakin baik. Suatu taksiran parameter dikatakan baik, jika merupakan taksiran yang tak bias dan variansi taksirannya paling kecil diantara taksiran yang tak bias lainnya. Oleh karna itu, untuk mendapatkan sample yang mewakili populasi diperlukan suatu teknik pengambilan sample yang tepat sesuai dengan keadaan populasi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian systematic sampling?
2.      Bagaimana prosedur dalam syatematic sampling?
3.      Apa keuntungan dan kelemahan dari systematic?

















Bab II
Pembahasan
1.      Definisi Systematic Sampling
            Dalam teknik pengambilan sampel, dikenal 2 teknik pengambilan sampel yaitu: probability sampling, dimana probibilitas dari setiap elemen populasi untuk menjadi elemen sample diketahui. Dan nonprobability sampling yaitu dimana pobabilitas dari tiap elemen populasi untuk menjadi elemen sample tidak diketahui. Dengan probability sampling, generalisasi dapat dilakukan.
            Salah satu probability sampling yang sering dan relatif mudah digunakan, khususnya jika frame merupakan suatu daftar yang panjang adalah systematic sampling.
            Sampling Sistematis ialah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang telah diberi nomor unit atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan yang seragam.
 Contoh systematic sampling:
·         Jumlah populasi 140 guru diberi nomor unit No.1 s.d. No.140. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan nomor genap (2,4,6,8,10 sampai 140) atau nomor ganjil (1,3,5,7,9 sampai 139). Pengambilan sampel bisa juga dengan cara mengambil nomor kelipatan (7,14,21,28 sampai 140).
·         Para pelanggan listrik nama-namanya sudah terdaftar di Bagian Pembayaran Listrik berdasarkan lokasinya. Untuk pengambilan sampel tentang para pelanggan listrik, secara sistematis dapat diambil melalui rayon pembayaran listrik.
Systematic Sampling (Pengambilan Sampel secara Sistimatis) merupakan alternatif  lain pengambilan sampel yg sangat bermanfaat untuk pengambilan sampel dari populasi yg sangat besar.  Pengambilan sampel secara sistematis adalah suatu metode dimana hanya unsur pertama dari sampel yang dipilih secara acak sedangkan  unsur-unsur selanjut dipilih secara sistematis menurut suatu pola tertentu.

Contoh lain :
·         Kepala Dinas Pendidikan ingin mengetahui bagaimana motivasi kerja Kepala Sekolah di Kabupaten Kuningan yang berjumlah 1000 orang dan akan mengambil sampel 100 orang Kepala sekolah, kemudian nama-nama Kepala Sekolah disusun secara alpabetis lalu dipilih sampel per sepuluh Kepala Sekolah untuk itu disusun nomor dari 1 sampai 10 lalu diundi untuk memilih satu angka jika angka lima yang keluar maka sampel adalah nomor 5, 15, 25, 35 dan seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yg dikehendaki.
Dalam pengambilan sampel secara sistematis dikenal dua istilah yaitu
a)      interval pengambilan sampel (Sampling intervals) yaitu perbandingan antara populasi degan sampel yang diinginkan dan
b)      proporsi pengambilan sampel (sampling Fraction/Sampling Ratio) yaitu perbandingan antara ukuran sampel dengan populasi. Dari contoh di atas Sampling interval adalah 1000 :100 = 10 dan sampling  ratio adalah 100 : 1000 = 0,1.
Contoh tersebut juga dapat disebut sebagai Systematic Sampling with random start, dimana awal penentuan sampel dilakukan secara acak baru sesudah itu dilakukan langkah-langkah sistematis sesuai degan prosedurnya. Cara pengambilan sampel seperti ini menurut Jack R. Fraenkel dan Norman E Wallen bisa dikategorikan sebagai random sampling jika daftar populasi disusun secara random dan sampel diambil dari daftar tersebut.

2.      Prosedur
Prosedur sistematik sampling adalah sebagai berikut:

1.      Menyusun sampling frame yaitu daftar elemen yang akan diamati.
2.      Menetapkan sampling interval (k) dengan menggunakan rumus N/n; dimana N adalah jumlah elemen dalam populasi dan n adalah jumlah sampel yang diperlukan.
3.      Memilih sampel pertama (s1)secara random dari sampling frame.
4.      Memilih sampel kedua (S2), yaitu S1 + k. selanjutnya, peneliti memilih sampel sampai diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan dengan menambah nilai interval (k) pada setiap sampel sebelumnya.

Cara pengambilan sampel dengan systematic sampling dapat dibedakan menjadi dua,yaitu : single systematic sampling dan repeated systematic sampling.
Ø  Single systematic sampling adalah suatu cara pengambilan sampel, dimana sampel diperoleh dengan cara memilih secara random satu elemen k-elemen pertama pada frame dan setiap elemen ke-ka berikutnya. Cara pengambilan sampel seperti ini disebut dengan 1 dalam k systematic sampling.
Ø  Repeated systematic sampling adalah suatu cara pengambilan sampel dimana sampel diperoleh dengan cara memilih secara random lebih dari satu elemen dari k-elemen pertam pada frame sebagai titik awal dan memilih setiap elemen ke-k berikutnya disetiap titik awal. Denagn kata lain, repeated systematic sampling memilih lebih dari satu single systematic sampl.
            Dalam single systematic sampling, taksiran mean pepulasi (ȳsy) dan taksiran untuk variansinya (sebut (ȳsy) ) dihitung dengan formula yang gunakan untuk menghitung taksiran mean populasi tan tksiran variansinya pada simple random sampling (SRS),
yaitu :                                                                
Capture.PNG
dimana N adalah ukuran populasi, n adalah ukuran sample dan s2 adalah variansi sample.
            Dapat ditunjukan bahwa (ȳsy) ) ternyata merupakan taksiran yang bias untuk (ȳsy) )  pada single systematic sampling. Sedangkan dalan repeated systematic sampling, taksiran tak bias untuk mean populasi dan taksiran tak bias untuk variansinya dapat diperoleh. Tetapi jika ukuran popilasi kecil, repeated systematic sampling kurang efesien untuk dilakukan.


3.      Keuntungan Dan Kelemahan Systematic Sampling

A.    Keuntungan
§  Lebih cepat, murah, dan mudah pelaksanaannya yang lain.
§  Memperkecil kesalahan pemilihan dibandingkan dengan SRS maupun Stratified Random sample, terutama bila kerangka sample tidak tersedia.
§  Sample tersebar lebih merata, sehingga kemungkinan besar lebih representatif dan efisien dibandingkan SRS.
B.     Kelemahan
§  Penduga Varian sulit di peroleh dari sample sistematis tunggal.
§  Apabila unit dalam populasi yang akan di ambil sample mengikuti pola tertentu, misalnya berfluktuasi secara periodik, penyusunan yang tidak baik mungkin menghasilkan sample yang sangat tidak efisien.














Bab III
Penutup
1.      Kesimpulan

Sampling Sistematis ialah pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang telah diberi nomor unit atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan yang seragam.
Cara pengambilan sampel dengan systematic sampling dapat dibedakan menjadi dua,yaitu : single systematic sampling dan repeated systematic sampling.
Ø  Single systematic sampling adalah suatu cara pengambilan sampel, dimana sampel diperoleh dengan cara memilih secara random satu elemen k-elemen pertama pada frame dan setiap elemen ke-ka berikutnya. Cara pengambilan sampel seperti ini disebut dengan 1 dalam k systematic sampling.
Ø  Repeated systematic sampling adalah suatu cara pengambilan sampel dimana sampel diperoleh dengan cara memilih secara random lebih dari satu elemen dari k-elemen pertam pada frame sebagai titik awal dan memilih setiap elemen ke-k berikutnya disetiap titik awal. Denagn kata lain, repeated systematic sampling memilih lebih dari satu single systematic sampel

2.      Saran
Materi yang kami sajikan dalam makalah ini sangatlah terbatas, jadi kritikan dan saran dari para pembaca sangat kami perlukan untuk memperluas pengetahuan kami dan pembaca juga. Materi systematic sampling ini sangat penting dipelajari untuk bagaimana pengambilan sampel dalam populasi.

Senin, 02 Maret 2015

CONTOH CV atau DATA PRIBADI

Data Pribadi

Nama Lengkap                        : JUMAHIR
Tempat/Tgl. Lahir         :KOPONG SEBANGUN,06 MEI 1994
Jenis Kelamin               : LAKI-LAKI
Agama                         : ISLAM
Status                           : MAHASISWA
Kewarganegaraan         : WNI
Alamat                          :  JERNENG, LABUAPI
No. Telp/Hp                  : 085-238-551-191
Pekerjaan orang tua       : TANI

Pendidikan Formal :
1. UM.MATARAM,jurusan Bhs. Inggris (masih bersekolah)
2.SMAN 1 GANGGA, Lulus tahun  2013 (Berijazah)
3.MTs AL-ITTIHAD SAMBIK BANGKOL, Lulus tahun 2010  (Berijazah)
4.SDN 7 SAMBIK BANGKOL, Lulus tahun 2007 (Berijazah)
Pendidikan Non Formal:
1.2013, Kursus Bhs. Inggris (Sertifikasi)

Pengalaman Kerja:
-
            Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan dapat dipertanggung jawabkan. Atas perhatian bapak/ibu, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.



Hormat saya,



(Jumahir)

Senin, 24 November 2014

MAKALAH KONSEP MOTIVASI BELAJAR DAN KONSEP LUPA

MAKALAH
KONSEP MOTIVASI BELAJAR DAN
KONSEP LUPA


KELOMPOK I
v Dian Radiatun
v Haeril
v Amrullah
v Jumahir
v Tisadini Ossiana

FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION
MUHAMMADIYAH UNIVERCITY OF MATARAM
2014

Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.dimana karena dengan rahmat,karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Motivasi Belajar dan Konsep Lupa ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Motivasi Belajar Dan Konsep Lupa .
Kemudian tidak lupa pula kami khaturkan salam beserta Syalawat kepada Nabi junjungan alam Nabiyullah Muhhamad saw,Nabi yg telah memberikan cahaya ke muka bumi dan menularkan kecerdasan ke seluruh umat manusia di muka bumi. kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan mungkin  jauh dari apa yang kita harapkan.oleh karena itu kami berharap adanya kritik ,saran, dan usulandemi perbaikan  di masa yang akan datang mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami oleh siapapun yang membacanya.sekitranya laporan yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Dan yang terakhir, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang jelas,ataupun kurang berkenen di hati




 
    Kelompok I






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….……….
BAB I PENDAHULUAN
                       i.             LATAR BELAKANG…………………………………………..…………………....
                     ii.              RUMUSAN MASALH………………………………………………………………..
                      iii.            TUJUAN PENULISAN………………………………………..………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
A.     KESIMPULAN………………………………………………………………………………
B.     KRITK DAN SARAN……………………………………………………………………….
C.     DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
















KONSEP MOTIVASI BELAJAR
             I.      Belajar
           Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

          II.      Motivasi Belajar
a.      Definisi Motivasi
Menurut Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motif untuk melakukan tindakan tertentu, di mana diyakini bahwa jika perbuatan itu telah dilakukan maka tercapailah keadaan keseimbangan dan timbullah perasaan puas dalam diri individu.

Secara umum, motivasi menurut Ngalim Purwanto mengandung tiga komponen pokok yaitu :
1.      Menggerakkan, berarti menimbulkan kekuatan pada individu; memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
2.      Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan.
3.      Menopang tingkah laku manusia, untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

b.      Definisi Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah suatu semangat yang berasal dari dalam diri siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas yang diwujudkan dengan suatu kegiatan belajar yaitu dengan mengikuti proses belajar dengan sungguh-sungguh guna mencapai tujuan yang telah siswa harapkan sebelumnya.

c.       Jenis-jenis Motivasi
Menurut Sudjana S, motivasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1.      Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri setiap individu seperti kebutuhan, bakat, kemauan, minat, dan harapan.
2.       Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri seseorang, timbul karena adanya stimulus (rangsangan) dari luar dirinya atau lingkungannya.

Pendapat lain dari Biggs dan Telfer menyebutkan macam-macam motivasi dibedakan menjadi 4 golongan yaitu:
1.      Motivasi Instrumental
Yaitu bahwa siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman.

2.      Motivasi Sosial
Berarti bahwa siswa belajar untuk penyelenggaraan tugas dalam hal ini keterlibatan siswa pada tugas sangat menonjol.
3.      Motivasi Berprestasi
Motivasi ini berarti bahwa siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya.
4.      Motivasi Intrinsik
Motivasi ini berarti siswa belajar karena keinginannya sendiri.

Menurut Sardiman,  motivasi dapat dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu:
1.      Motif-motif bawaan (primer)
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis.
2.      Motif-motif yang dipelajari (sekunder)
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi ini terbentuk.

d.   Sifat-sifat Motivasi
Oemar Hamalik menyatakan bahwa menurut sifatnya motivasi dibagi menjadi 2 yaitu:
1.      Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa sendiri. Motivasi ini sering disebut motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya timbul dari dalam diri peserta didik, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan kepada kelompok keinginan untuk diterima oleh orang lain.
2.      Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor dari luar situasi belajar seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali, pertentangan, dan persaingan.

Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata menurut sifatnya motivasi dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1.   Motivasi takut atau fear motivation, individu melakukan sesuatu perbuatan karena takut. Seseorang melakukan kejahatan karena takut akan ancaman dari kawan-kawannya yang kebetulan suka melakukan kejahatan.
2.   Motivasi insentif atau incentive motivation, individu melakukan sesuatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif. Bentuk insentif ini bermacam-macam, seperti : mendapatkan honorarium, bonus, hadiah, penghargaan, dsb.
3.   Sikap atau attitude motivation atau self motivation, motivasi ini lebih bersifat instrumen, muncul dari dalam diri individu, berbeda dengan kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrinsik dan instruktif dari luar diri individu. Sikap merupakan suatu motivasi karena menunjukkan ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap sesuatu objek. Seorang yang mempunyai sikap positif terhadap sesuatu akan menunjukkan motivasi yang besar terhadap hal itu.

e.       Ciri-ciri Motivasi Belajar
Nana Sudjana, ciri-ciri keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh para siswa saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar, yang dapat dilihat dalam hal:
1)   Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
2)   Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya
3)   Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya
4)   Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru
5)   Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan

Menurut Sardiman motivasi yang ada pada diri sendiri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)   Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum puas).
2)   Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3)   Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, pertentangan terhadap setiap tindakan instrume, amoral, dan sebagainya).
4)   Lebih senang bekerja mandiri.
5)   Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6)   Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7)   Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.       
8)   Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

            Apabila seseorang memiliki ciri-ciri tersebut, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Hal itu harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.




f.        Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman ada tiga fungsi motivasi:
1)   Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak atau motor yang melepaskan. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2)   Menentukan arah perbuatan, yakni tujuan yang hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3)   Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik sebab tidak serasi dengan tujuan.

            Pendapat lain dikemukakan oleh Nana Syaodih Sukmadinata yang mengatakan bahwa motivasi memiliki dua fungsi yaitu:
1)      Mengarahkan atau directional function, motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai. Apabila sesuatu sasaran atau tujuan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh individu maka motivasi berperan mendekatkan (approach motivation), dan bila sasaran atau tujuan tidak diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan menjauhi sasaran (avoidance motivation).
2)      Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan atau activating and energizing function, suatu  perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil. Sebaliknya apabila motivasinya besar atau kuat, maka akan dilakukan dengan sungguhsungguh, terarah, dan penuh semangat, sehingga kemungkinan akan berhasil lebih besar.

 KONSEP LUPA
1.      Pengertian konsep dan lupa
Secara ilmiah konsep adalah gambaran dari objek atau proses.
Lupa merupakan hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang telah kita pelajari sebelumnya. Secara sederhana (Gulo) dan (Reber) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan untuk  mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.







a.      Faktor-faktor penyebab lupa

Pertama, lupa tentu saja dapat terjadi karena sebab perubahan urat syaraf otak. seseorang yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alcohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan atau item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.

Kedua, lupa dapat terjadi pada seseorang  karena sebab adanya tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja maupun tidak sengaja. Penekanan ini terjadi karena beberapa sebab, yaitu:
  1. Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan, dan sebagainya) yang diterima seseorang kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadaran.
  2. Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang telah ada.
  3. Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah dipergunakan.
Ketiga, lupa dapat terjadi karena sebab perubahan sikap dan minat seseorang terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi, meskipun seorang seseorang telah mengikuti proses belajar-mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karena sesuatu hal sikap dan minat seseorang tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan terhadp guru) maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.
Keempat, menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi karena sebab materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunaakan atau dihafalkan seseorang. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.
Kelima, lupa dapat terjadi karena sebab gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam system memori seseorang.

3.       Cara Mengurangi Lupa Dalam Belajar

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal seseorang. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba seseorang dalam meningkatkan daya ingatannya, antara lain menurut Barlow, Reber, dan Anderson adalah sebagai berikut:

1.      Over learning
Over learning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah seseorang melakukan pembelajaran atas respon tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk over learning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin memungkinkan ingatan seseorang terhadap teks Pancasila lebih kuat.
2.      Extra study time
Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti seseorang menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi dua jam waktu belajar. Penambahan frekuensi belajar berarti seseorang meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari.Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
3.      Mnemonic device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mnemonic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam system akal seseorang. Muslihat mnemonic ini banyak ragamnya, yang paling menonjol adalah sebagaimana terurai di bawah ini:
a)      Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat seseorang. Pembuatan singkatan-singkatan ini seyogianya dilakukan sedemikian rupa sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri.
b)     System kata pasak (peg word system), yakni sejenis teknik mnemonic yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru.Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan yang memiliki kesamaan watak (baik itu warna, rasa, dan seterusnya).Misalnya langit-bumi; panas-api; merah-darah; dan seterusnya.
4)      Clustering
Clustering (pengelompokkan) ialah menata ulang item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip. Penataan ini direkayasa sedimikian rupa dalam bentuk daftar-daftar item materi sehingga mudah untuk dihafalkan.