BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tanah tidak terlepas
dari pandangan, sentuhan dan perhatian kita. Kita melihatnya,
menginjaknya,menggunakannya dan memperhatikannya. Kita bergantung dari tanah
dan sebaliknya tanah-tanah yang baik dan subur tergantung dari cara kita
menggunakannya.
Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada
permukaan bumi yang sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah menjadi
sangat penting karena tanah menyediakan unsur hara, seperti mineral, bahan
organik, air dan udara bagi tumbuhan untuk proses fotosintesis. Suatu tanah
tersusun atas partikel-partikel tanah itu sendiri. Perbandingan
partikel-partikel tanah itu disebut dengan tekstur tanah. Tekstur tanah
lalu dibagi kembali menjadi 3, yaitu pasir, debu dan liat. Tekstur-tekstur
tanah tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda begitu juga dengan tingkat
kesuburannya. Dengan mengetahui telstur tanah, maka kita akan menyadari bahwa
sebenarnya tanah memiliki keragaman yang sangat penting bagi kehidupan saat ini
dan masa yang akan datang.
Ciri-ciri alam sering kurang dimengerti. Bagi kita
tanah merupakan salah satu ciri tersebut yang ditemukan di mana saja dan
kelihatannya selalu dekat dengan kita. Oleh karena hal itu maka kita tidak
berusaha menjawab pertanyaan apa itu tanah,bagaimana struktur dan teksturnya
serta apa saja komponen penyusunnya. Mungkin kita tidak menyadari bahwa
sebetulnya tanah di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Dan
barangkali sebagian besar dari kita tidak mengetahui, apa yang menyebabkan adanya
perbedaan tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana pengertian dari tanah ?
2.
Bagaimana tekstur dari tanah ?
3.
Bagaimana struktur dari tanah ?
4.
Bagaimana komponen dari tanah ?
5.
Bagaimana air dan larutan tanah ?
6.
Bagaimana pengukuran
air tanah ?
C.
Tujuan
1.
Agar mahasiswa mengetahui pengertian
dari tanah.
2.
Agar mahasiswa mengetahui tekstur dari
tanah.
3.
Agar mahasiswa mengetahui struktur dari
tanah.
4.
Agar mahasiswa mengetahui komponen dari
tanah.
5.
Agar mahasiswa mengetahui air dan
larutan tanah.
6.
Agar mahasiswa mengetahui pengukuran air
tanah.
D. Manfaat Penulisan
1.
Untuk memberikan gambaran
tentang komponen-komponen penyusun tanah serta struktur dan tekstur tanah.
2.
Sebagai bahan masukan untuk memperluas
dan memperdalam pemahaman tentang tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
TANAH
1.
Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX)
Tanah
adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah
mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk
regolit(lapisan partikel halus).
2.
Pendekatan Pedologi
(Dokuchaev 1870)
Tanah adalah lapisan
permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses
lanjut, karena perubahan alami dibawah pengaruh air, udara, dan macam - macam
organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan
terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan.
3.
Pendekatan Edaphologis (Jones dari
Cornel University Inggris)
Kata Edaphos = Bahan tanah subur.Tanah adalah media
tumbuh tanaman
- Perbedaan Pedologis dan Edaphologis
- Kajian Pedologis
Mengkaji tanah
berdasarkan dinamika dan evolusi tanah secara alamiah atau berdasarkan
Pengetahuan Alam Murni.Kajian ini meliputi: Fisika Tanah, Kimia Tanah,
Biologi tanah, Morfologi Tanah,Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan
Tanah, Analisis Bentang Lahan, dan IlmuUkur Tanah.
- Kajian Edaphologis
Mengkaji tanah
berdasarkan peranannya sebagai media tumbuh tanaman.Kajian ini
meliputi: Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air,
Agrohidrologi,Pupuk dan Pemupukan, Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah.
- Paduan antara Pedologis dan Edaphologis
Meliputi
kajian: Pengelolaan Tanah dan Air, Evaluasi Kesesuaian Lahan, Tata
Guna Lahan, Pengelolaan Tanah Rawa,
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
4.
Menurut Kamus Umum
Tanah adalah lapisan
permukaan tanah yang gembur, seperti halnya lahan, debu dengan bumi.
5.
Menurut Ensiklopedi Indonesia
Tanah adalah campuran
bagian - bagian batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa
kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena
proses waktu.
6 .
Menurut
Marbut (ahli tanah Amerika Serikat)
Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang
biasanya dalam keadaan lepas - lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa
sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan di bawahnya adalah hal warna,
struktur, sifat fisik, sifat biologis, komposisi kimia, proses kimia dan
morfologinya.
7.
Menurut
Hilgard (ahli tanah dari Amerika)
Tanah adalah material lepas - lepas dan agak kering
yang dipakai untuk tempat akar tanaman dalam mencari makanan dan sarana
pertumbuhan tanaman.
8.
Menurut
Ramann
Tanah adalah lapisan terluar dari bumi yang padat
yang terdiri dari campuran material batuan dengan sisa - sisa bahan organik.
9.
Menurut
Jafee
Tanah adalah benda alam yang berlapis - lapis yang
disusun dari mineral dan bahan organik, biasanya dalam keadaan lepas - lepas
pada kedalaman yang macam - macam, morfologinya berbeda dengan material
induknya yang terletak di bawahnya, berbeda - beda dengan sifat dan susunannya,
sifat kimia, komposisi, dan sifat biologisnya.
10.
Definisi
Tanah (Berdasarkan Pengertian yang Menyeluruh)
Tanah adalah lapisanpermukaan
bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang
tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg,
S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi
sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif
dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,
proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya secara integral mampu menunjang
produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman
pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan, maupun kehutanan.
Ø Fungsi Tanah
1)
Tempat tumbuh dan berkembangnya
perakaran
2)
Penyedia
kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3)
Penyedia
kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam
organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan
kesediaan hara.
4)
Sebagai habitat biota tanah, baik yang
berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan
kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif
karena merupakan hama & penyakit tanaman.
B.
TEKSTUR
TANAH
Tekstur tanah adalah
keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan
komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah
(Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir
mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran
0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan
USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat
tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan
lain-lain.
Segitiga tekstur
merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas-kelas tekstur tanah. ada 12
kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi tanah
tersebut, misalkan hasil analisis lab menyatakan bahwa persentase pasir (X)
32%, liat (Y) 42% dan debu (Z) 26%, berdasarkan diagram segitiga tekstur maka
tanah tersebut masuk kedalam golongan tanah bertekstur pasir.
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah
menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara
butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas
tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase kandungan
pasir, debu dan liat.
Tabel
: Proporsi Fraksi menurut Kelas Tekstur Tanah
Kelas Tekstur Tanah
|
Proporsi (%) fraksi tanah
|
|||||||||
Pasir
|
Debu
|
Liat
|
||||||||
1. Pasir (Sandy)
|
85
|
15
|
10
|
|||||||
2. Pasir
Berlempung (Loam Sandy)
|
70-90
|
30
|
15
|
|||||||
3. Lempung
Berpasir (Sandy Loam)
|
40-87,5
|
50
|
20
|
|||||||
4. Lempung (Loam)
|
22,5-52,5
|
30-50
|
10-30
|
|||||||
5. LempungLiat
Berpasir (Sandy-Clay-Loam)
|
45-80
|
30
|
20-37,5
|
|||||||
6. Lempung Liat
berdebu (Sandy-silt loam)
|
20
|
40-70
|
27,5-40
|
|||||||
7. Lempung
Berliat (Clay Loam)
|
20-45
|
15-52,5
|
27,5-40
|
|||||||
8. Lempung
Berdebu (Silty Loam)
|
47,5
|
50-87,5
|
27,5
|
|||||||
9. Debu (Silt)
|
20
|
80
|
12,5
|
|||||||
10. Liat Berpasir (Sandy-Clay)
|
45-62,5
|
20
|
37,5-57,5
|
|||||||
11. Liat Berdebu (Silty-Clay)
|
20
|
40-60
|
40-60
|
|||||||
12. Liat (Clay)
|
45
|
40
|
40
|
|||||||
Tekstur tanah di
lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di
antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang
meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai
berikut:
v Apabila
rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola
dan gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir (Sandy).
v Apabila
rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi
mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir
Berlempung (Loam Sandy).
v Apabila
rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur,
maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir (Sandy Loam).
v Apabila
tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk agak teguh,
dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah
tersebut tergolong bertekstur Lempung (Loam).
v Apabila terasa licin,
agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan
permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung
Berdebu (Silty Loam).
v Apabila
terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat
digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Debu (Silt).
v Apabila
terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat
dibentuk gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Lempung Berliat (Clay Loam)
v Apabila
terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk
bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam).
v Apabila
terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta
dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur Lempung Liat Berdebu (Sandy-silt loam).
v
Apabila
terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh,
dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat
Berpasir (Sandy-Clay).
v Apabila
terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan
mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu (Silty-Clay).
v Apabila
terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan
mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat (Clay).
Tanah bertekstur halus didominhasi oleh tanah liat
dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus
dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir.
Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses penyerapan
unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur
kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan
dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure hara dan bahan
organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur
hara.
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus
dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus
memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena
memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water
retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih
banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.
Semakin
halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur – unsur hara lebih
besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang
dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki
permukaan yang lebih luas. Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju
infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsur hara akan ikut hanyut dan
yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.
Ø Perbedaan
Tekstur Tanah
1.
Kemampuan
Fisik
a)
Pasir = Tidak dapat membentuk bola
gulungan, rasa kasar, tidak melekat, referansi air rendah, drainase cepat jika
pasir basah dominan, tergenang jika debu dominan.
b)
Debu
= Membentuk bola yang teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilat.
rasa licin sekali, agak melekat
c)
Liat = Dapat
membentuk bola yang baik, rasa berat, melekat sekali
2.
Kemampuan
Kimia
a)
Pasir = Mineral yang paling umum kuarsa
(S,O2), Sedikit pengaruhnya terhadap sifat kimia.
b)
Debu
= Mineral kuarsa (S,O2), Ferlspar dan mika dapat melepaskan Ca, Mg dan K akibat
pelapukan.
c)
Liat = Mineral
sekunder hasil pelapukan kimia mineral primer atau sintesis dan beberapa hasil
pelapukan mineral primer
3.
Kemampuan
Biologi
a)
Pasir = Ditentutak oleh komposisi bahan
induk dan tingkat pelapukan.
b)
Debu
= Ditentukan oleh komposisi mineral bahan induk dan tingkat pelapukan (mineral
primer)
c)
Liat
= Karena ukurannya kecil antara <0,002 mm maka liat ini ditentukan dari
hasil pelapukan batu yang berasal dari materi debu dengan perbandingan yang
kecil.
Faktor yang Mempengaruhi tekstur
dan yang Dipengaruhi Tekstur.
Faktor – Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu :
Faktor – Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu :
1.
IKlim
2.
Bahan
induk
3.
Topografi
4.
Waktu
5.
Organisme
Faktor – faktor yang dipengaruhi tekstur
tanah yaitu :
1.
Kemampuan tanah memegang dan menyimpan
air
2.
Aerasi,
serta permeabilitas
3.
Kapasitas
tukar kation
4.
Kesuburan
tanah.
5.
Infiltrasi Laju
pergerakan air (perkolasi)
C.
STRUKTUR TANAH
Struktur tanah terbentuk melalui Agregasi berbagai
partikel tanah yang menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada tanah.Struktur
tanah juga menentukan ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang
mempengaruhi pergerakan air,udara,akar tumbuhan,dan organisme tanah.Beberapa
jenis struktur tanah adalah remah,butir(granular), lempeng, balok,prismatik,
dan tiang.
Pembagian
jenis tanah yang dilakukan oleh para ilmuan ada berbagai macam.Berikut ini
adalah beberapa jenis tanah berdasarkan USDA(United States Department of
Agriculture):
- Entisols,adalah tanah yang terbentuk dari sedimen vulkanik serta batuan kapur & metamorf.
- Histosols,adalah tanah yang terbentuk dari pembusukkan jaringan tanaman sehingga mengandung banyak bahan organic.
- Inceptisols,adalah tanah mineral yang usianya masih muda.
- Verticols,adalah tanah mineral dengan warna abu kehitaman, mengandung lempung 30 % banyak terdapat di daerah beriklim kering dan memiliki batuan induk kaya akan kation.
- Oxisols,adalah tanah yang mengalami pencucian sehingga kandungan zat hara sedikit sementara kandungan alumunium dan besi tinggi.
- Andisols,adalah tanah berwarna gelap yang terbentuk dari endapan vulkanik
- Mollisols,adalah tanah mineral yang serupa dgn tanah praire, terbentuk dari batuan kapur.
- Ultisols,adalah tanah yang berwarna kuning-merah yang telah mengalami pencucian.
Macam-macam struktur tanah
1.
Struktur tanah berbutir (granular):
Agregat
yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih
dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A.
2.
Kubus (Bloky):
Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu
vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya
membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat
mencapai 10 cm.
3.
Lempeng
(platy):
Bentuknya
sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada
tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
4. Prisma:
Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari
pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali
mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B
tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat
disebut kolumner.
Lapisan Tanah
Keterangan:
O : Serasah / sisa-sisa tanaman (Oi) dan
bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa)
A
: Horison mineral ber BOT tinggi sehingga berwarna agak gelap
E
: Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT,
liat silikat, Fe dan Al) rendah tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan
mineral resisten lainnya tinggi, berwarna terang
B : Horison
illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari
harison diatasnya
(akumulasi bahan eluvial).
C
: Lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk (R) atau
belum terjadi perubahan
R : Bahan
Induk tanah
D.
KOMPONEN TANAH
Ada 4 komponen penyusun tanah, antara lain sebagai berikut:
- Bahan Padatan berupa bahan mineral
- Bahan Padatan berupa bahan organik
- Air
- Udara
Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan
(45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air dan 25% udara.
Keempat penyusun saling
keterkaitan sehingga sukar dipisahkan satu sama lain. Susunan isi lapisan bawah
dapat diduga akan berbeda dari lapisan olah. Dibandingkan dengan lapisan olah,
lapisan bawah mengandung lebih sedikit bahan organik dan berpersentasi pori
kecil lebih tinggi. Ini berarti mengandung lebih banyak mineral dan air.
E.
AIR DAN LARUTAN TANAH
Air
Tanah
Air dalam tanah merupakan komponen yang
penting bagi kehidupan tumbuhan yang tumbuh di atasnya. Di dalam air
tanah biasanya terlarut banyak mineral dan senyawa lainnya, yang keseluruhannya
disebut larutan tanah dan merupakan sumber nutrisi bagi tumbuhan.
Tanah pada kedalaman tertentu selalu dipenuhi
oleh air yang disebut dengan air tanah. Air tanah dapat dibedakan menjadi dua
yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam.Air tanah dangkal terdapat pada
bidang tanah yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembentukan tanah.
Melalui profil kedalamnan tanah dapat diduga berdasarkan tinggi muka air tanah
yang selalu mengalami periode naik turun sesuai dengan keadaan musim atau
faktor lingkungan lainnya.
Keberadaan
air di dalam tanah karena ditahan oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap
air (impermeable layers) atau adanya drainase tanah yang buruk (poor drainage).
Bila air tersedia dalam keadaan cukup maka pertumbuhan dan produktivitas
tanaman akan berlangsung secara optimal bahkan maksimal. Namun bila air
kelebihan atau sebaliknya kekurangan akan berakibat buruk bagi pertumbuhan dan
produktivitas tanaman atau organisme yang diusahakan pada umumnya. Ketersediaan
air di tanah dapat berasal dari curah hujan, irigasi, tingginya kemampuan
menahan air, besarnya penguapan langsung melalui tanah dan Vegetasi
(evapotranspirasi) dan tingginya muka air tanah. Bagi organisme atau tumbuhan
air mempunyai fungsi antara lain sebagai bahan dasar tanaman (protoplasma
terdiri dari air), sebagai bahan dasar pembentuk karbohidrat, lemak dan protein
dalam metabolisme yang berlangsung pada jaringan tanaman, serta sebagai pelarut
unsur hara. Tanaman dapat mengambil unsur hara dari tanah bila unsur hara
tersebut terlarut dalam larutan tanah (Rahim, 2011).
Menurut
Majid (2011) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa
tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang
kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya
adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam
tanah dapat dibedakan menjadi:
1.
Air hidroskopik,
adalah
air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman,
kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air
hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
2.
Air kapiler,
adalah
air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama
butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari
gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal
(ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan
air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.
Larutan
Tanah
Larutan
tanah adalah air yang terdapat di antara pori-pori tanah. Larutan ini
mengandung ion-ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Di antaranya
terdapat juga ion-ion yang tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman,
seperti aluminium. Larutan tanah identik dengan larutan garam yang mudah
berubah konsentrasi (kepekatan) dan susunan kimianya.
Di
daerah kering, kadar garam larutan tanah lebih tinggi daripada di daerah bawah.
Sering kali kadar garam larutan tanah menghambat pertumbuhan tanaman. Kadar
garam sebesar 0,5% saja sudah berbahaya bagi tanaman.
F.
PENGUKURAN TANAH
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan
di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut
titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi
kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu
daerah. Pengukuran tanah adalah konsep umum yang menjelaskan teori dan penerapan pengukuran bentang alam. Pengukuran tanah adalah
unsur kualitatif
yang
utuh dari survey.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga
dimensi, tersusun dari masa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan
bumi, berasal dari hasil pelapukan batuan dan atau dekomposisi bahan
organik. Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara
fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang
tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi
2.
Komponen
Tanah 4 komponen penyusun tanah :
a.
Bahan
Padatan berupa bahan mineral
b.
Bahan
Padatan berupa bahan organik
c.
Air
d.
Udara
3.
Tekstur tanah adalah keadaan
tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi
kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah Struktur
tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari dari butiran tanah. Gumpalan
ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh
perekat seperti : Bahan organik, Oksida besi dan lain-lain.
4.
Tanah pada kedalaman tertentu selalu
dipenuhi oleh air yang disebut dengan air tanah. Air tanah dapat dibedakan
menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Larutan tanah
adalah air yang terdapat di antara pori-pori tanah. Larutan ini mengandung
ion-ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Di antaranya terdapat
juga ion-ion yang tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium.
5.
Pengukuran tanah adalah konsep umum yang
menjelaskan teori dan penerapan pengukuran bentang alam. Pengukuran tanah adalah unsur kualitatif yang
utuh dari survey.
B.
Saran
Makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk
untuk memahami fisiologi tumbuhan lebih dalam lagi terutama mengenai tanah.
DAFTAR
PUSTAKA
Hadi
Utomo, W. 1982. Dasar-Dasr Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya: Malang
Soepardi,Goeswono.
1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Suwardi,dkk. 2000. Morfologi dan
Klasifikasi Tanah. Bogor:Institut Pertanian
Bogor
Agroteknologi
UMPAR. 20112. Segitiga Tekstur Tanah.
www.agrotekumpar.blogspot.com
Aisyah,
Ayu. 2012. Tekstur Tanah. www.lilinkecil1610.blogspot.com
Anonim.2012.Air
Tanah.www.wikipedia.com.23 September 2012
Dr.
Ir. Madjid ,Abdul, MS. 2009. Sifat Fisika Tanah.
www.dasar2ilmutanah. blogspot.com. 9
September 2012
Hairil.
2012. Tekstur tanah. http://taeki29.blogspot.com/2010/03/struktur-
tanah.html
Siagian, Prasetyo. 2011.Tekstur
Tanah.www.prasetyosiagian.blogspot.com.21
September 2012
Read more: http://helmysuhendar.blogspot.com/2013/03/makalah-tanah-struktur-jenis-teksture.html#ixzz2lFXjMooQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Add your comment please..